Minggu, 10 Februari 2008

Ttam Kebanggaanku


Dalam dunia olah raga khususnya sepak bola Eyang paling doyan nonton, la ini team kesangan Eyang lagi jeblok MU

Eyang waktu muda dulu juga sering main Bal-di-bal alias sepak bola, nah saat ini sering juga main sepaok bola miniu ( futsal )


Sepak bola tak memandang Bulu Pria dan Wanita bisa, Cuailan berita Jawa post

Investasi di Liga Sepak Bola Wanita

Bintang Phoenix Suns Steve Nash dikenal memiliki visi permainan yang hebat. Di dalam lapangan, oleh rekan-rekannya, dia disebut memiliki kemampuan untuk mengetahui ke mana seharusnya permainan diarahkan. Bahkan, sebelum temannya mulai bergerak.

Nah, Nash mencoba mengembangkan visi yang dimilikinya itu di luar lapangan. Kali ini, jauh dari bola basket, olahraga yang melambungkan namanya. Dia mencoba "bermain" di cabang sepak bola, olahraga yang digelutinya semasa duduk di bangku SMA (senior high school).

Nash berperan besar bagi terbentuknya Liga Sepak Bola Profesional untuk Wanita (WPS). Dia menginvestasikan sebagian penghasilannya dalam even tersebut. Senin (4/2) waktu setempat, Nash mencapai kesepakatan dengan Jeff Mallet, mantan presiden dan Chief Operating Officer dari Yahoo Inc. Mereka akan menjadi investor bagi liga yang untuk sementara hanya diikuti delapan tim yang berbasis di San Francisco.

"Saya tak akan menjadi tipikal seorang pemilik franchise, hanya investasi. Saya mengambil kesempatan untuk mengumpulkan atlet-atlet berbakat yang berdedikasi dan berkomitmen. Mereka dikumpulkan untuk menginspirasi seluruh generasi yang berada di bawahnya," tutur Nash pada Associated Press (AP).

Mengapa sepak bola? Ternyata, Nash juga memiliki bakat yang hebat dalam sepak bola. Sejak sebelum terkenal melalui bola basket dengan berkompetisi di NBA hingga menjadi MVP (Most Valuable Player) pada 2005 dan 2006, dia lebih dahulu menggeluti sepak bola. Bahkan, dia dinobatkan menjadi MVP sepak bola di British Columbia, sebuah provinsi di bagian barat Kanada.

Selain itu, Nash datang dari keluarga yang berkecimpung di dunia sepak bola. Ayahnya, John, adalah pemain profesional di Afrika Selatan. Saudara perempuannya, Joann, pernah menjadi kapten kesebelasan di University of Victoria. Saudaranya yang lain, Martin, juga turun sebagai pemain profesional di Divisi Satu USL (United Soccer League/divisi bawah sepak bola AS dan Kanada) dengan memperkuat Vancouver Whitecaps.

Bukan itu saja, di waktu senggang menjalani rutinitas latihan dan pertandingan NBA, Nash kerap meluangkan waktu untuk bermain sepak bola. Dia juga dikenal berhubungan baik dengan beberapa pemain sepak bola terkenal seperti Alessandro Del Piero (Italia), Thierry Henry (Prancis), hingga Steve McManaman (Inggris).

Sebagai ayah dari dua orang putri kembar berusia tiga tahun, Nash ingin menyaksikan perkembangan sepak bola wanita di AS yang juga tempatnya mencari nafkah. Investasi yang dilakukan Nash bersama Mallett akan mendanai pengembangan liga, terutama dalam memajukan jaringan medianya.

"Dua putri kecil saya akan turut menyaksikan. Saya sangat menginginkan untuk menjadi penggemar utama dan melihat liga ini berkembang. Saya berharap tak hanya melihatnya sebagai hiburan, melainkan juga menginspirasi banyak gadis kecil dan anak-anak lainnya secara umum," papar Nash.

WPS akan bergulir untuk kali pertama tahun depan pada musim semi. Delapan tim peserta berasal dari Chicago, Boston, serta beberapa wilayah antara New York dan New Jersey. (ady/ang)