Selasa, 11 November 2008

Piala Carling


London - Kebijakan Arsenal memainkan pemain lapis keduanya, yang notabene kebanyakan masih belia, di Piala Carling menuai kritik. Salah satu pelatih Chelsea, Ray Wilkins, mencap Arsenal tak menghormati kompetisi.

Wilkins meyakini Arsenal keliru tak memainkan tim intinya di Piala Carling, karena itu berarti bahwa mereka meremehkan kompetisi dan kurang menunjukkan hasrat untuk menang dan jadi juara.

"Saat Anda di sebuah klub besar, semuanya adalah tentang memenangi trofi. Fakta kami sudah dua kali juara Piala Carling dalam empat tahun terakhir dan Arsenal belum pernah membenarkan kebijakan kami," cetus Wilkins di The Sun.

Manajer Arsenal Arsene Wenger sebelumnya sudah menegaskan kalau Piala Carling dipergunakan dirinya untuk mendidik dan membiarkan para pemain mudanya berkembang. Jadi juara hanya prioritas kedua.

"Anda memasuki kompetisi untuk memenanginya. Kenapa ikut kalau tak peduli menang atau tidak? Memainkan tim muda atau tim yang tak berkekuatan penuh mengecilkan nilai kompetisi. Dan kami tidak dan takkan begitu. Kami ingin menang, menang besar," lugas Wilkins.

Dari dua laga di Piala Carling, Arsenal berbekal pemain belianya masih terus melaju dan sudah mengemas total 9 gol tanpa pernah kebobolan. Sheffield United dihajar 6-0, sedangkan Wigan dilumat 3-0.

Chelsea, usai menghajar Portsmouth di babak sebelumnya, kini akan menghadapi Burnley. Wilkins berjanji "Si Biru" akan turun dengan kekuatan penuh, termasuk Didier Drogba, dan para youngster hanya akan menghuni bangku cadangan.

Minggu, 21 September 2008

JAGA REKOR


1 Chelsea v Man. United 1

(Matchday 5)

LONDON - Chelsea tergusur dari puncak klasemen Premier League. Setelah bertengger di posisi nomor satu sejak pekan pertama, klub berjuluk The Blues itu akhirnya lengser setelah hanya bermain imbang 1-1 (0-1) saat menjamu Manchester United di Stadion Stamford Bridge, London, tadi malam.

Hasil seri membuat Chelsea kini mengoleksi 11 poin dan berada di peringkat kedua. Sementara puncak klasemen dihuni Arsenal dengan 12 poin. Poin Chelsea sebenarnya sama dengan Liverpool. Tapi, skuad Luiz Felipe Scolari itu unggul selisih gol.

Meski lengser dari puncak klasemen, masih ada yang bisa dibanggakan Chelsea. Yakni rekor home fantastis yang tidak terkalahkan dalam 85 laga beruntun (61 kali menang dan 24 draw) sejak Februari 2004. The Blues juga masih belum pernah kalah dalam 26 laga beruntun di Premier League atau sejak kekalahan 0-1 dari Arsenal pada 16 Desember 2007.

Chelsea memang beruntung tidak sampai kalah dari United. Sebab, hingga sepuluh menit sebelum peluit panjang berbunyi, tuan rumah masih ketinggalan satu gol. The Red Devils, sebutan United, memberikan tekanan kepada tuan rumah berkat gol Park Ji Sung pada menit ke-18. Pemain Korsela itu menjebol gawang Chelsea setelah memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Dimitar Berbatov.

Namun, perjuangan tak kenal lelah John Terry dkk untuk menyamakan kedudukan berbuah pada menit ke-80. Pemain pengganti Salomon Kalou membuat fans Chelsea girang kala sundulannya dari free kick John Obi Mikel menggetarkan gawang Tomasz Kuszczak, kiper kedua United, yang masuk menggantikan Edwin van der Sar pada menit ke-32.

''Hasil yang fair. Kami bermain bagus, begitu pula Manchester United,'' kata Luiz Felipe Scolari, arsitek Chelsea, seperti dikutip situs Goal.

Scolari mengaku sudah mengerahkan segala cara untuk bisa menjebol gawang United. Termasuk menambah daya gedor dengan memasukkan Didier Drogba di babak kedua. ''Sayang sekali kami hanya bisa memaksimalkan satu peluang sekalipun kami seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak,'' ujar tactician asal Brazil itu.

Dari kubu United, pelatih Sir Alex Ferguson mengambil keputusan berani dengan memainkan pemain muda (20 tahun) Jonny Evans sebagai tandem Rio Ferdinand di jantung pertahanan. Itu menjadi debut Evans bersama United di kancah Premier League sejak bergabung dengan klub tersebut pada 2004. Evans tampil menggantikan posisi Nemanja Vidic yang absen karena skorsing kartu.

''Evans bermain bagus. Kami hanya kurang beruntung tidak bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan,'' ungkap Ferguson kepada Sky Sports.

Terkait kepemimpinan wasit Mike Riley, Fergie - sapaan Ferguson - mengaku kecewa dengan tujuh kartu kuning yang diterima para pemainnya. ''Melihat jumlahnya (kartu kuning yang diterima United, Red), orang pasti akan menilai kami bermain sangat keras. Padahal, itu karena wasit terlalu berlebihan,'' jelas pelatih yang menangani United sejak 1986 itu.

Dengan hanya manambah poin, United kini masih tergolek di papan bawah, tepatnya peringkat ke-15, dengan 5 poin dari 4 laga. Pencapaian Setan Merah bertolak belakang dengan klub sekotanya, Manchester City. Tadi malam WIB, City menang setengah lusin gol atas Portsmouth di Eastlands sekaligus menjadi kemenangan dengan margin terbesar sementara musim ini.

Kemenangan itu membuat City berada di urutan kelima dengan 9 poin. Gol-gol kemenangan The Citizens, sebutan City, dibagi rata enam pemain, masing-masing Joao "Jo" Alves pada menit ke-13, Richard Dunne (20'), Robinho (57'), Shaun Wright-Phillips (68'), Chad Evans (78'), dan Fernandes Gelson menit ke-83. (dns/ca)

Rabu, 17 September 2008

Selepas Sahur


Sambil menunggu waktu sumbuh selepas sahur kumenikmati pertandingan menarik liga champions antara MU vs Villareal
Perjuangan yang melelah kan bagi anak asuh sir alex F. pada laga liga champions tadi pagi dengan hasil imbang 0-0, meski kelihatan perjuang ronaldo dkk sangat ngotot namun masih belum mendapatkan hasil yg maksimal, sepertinya pertandingan tadi merupakan ulangan pertandingan 2 tahun silam dengan hasil imbang pula

berita pengalaman kedua clum sebelumnya :
Di Liga Champions, Manchester United punya rekor fantastis jika bermain di kandang sendiri. Namun, MU justru punya pengalaman tak enak jika menyangkut Villareal.

Rekor yang dimaksud adalah rentetan kemenangan sepanjang 12 laga. Ya, jika bermain di Old Trafford, MU hampir pasti sulit untuk dikalahkan. Mereka juga memiliki rekor 15 pertandingan belum pernah kalah jika bermain di Theatre of Dreams.

Rabu (17/9/2008), skuad arahan Sir Alex Ferguson itu akan mencoba untuk memperpanjang kedua rekor tersebut. Apalagi kini mereka mengantongi status juara bertahan. Start yang bagus jelas menjadi sebuah ekspektasi bagi mereka.

Namun, Villareal yang menjadi lawan kali ini pernah menghadirkan pengalaman tak enak bagi "Setan Merah". The Yellow Submarine adalah tim terakhir yang gagal dikalahkan MU di Old Trafford. Ketika bertemu pada 25 November 2005, MU sukses ditahan runner up La Liga musim lalu itu dengan skor 0-0.

Semakin menambah tak enak adalah pada musim itu MU gagal lolos dari putaran grup. Ketika Villareal tampil sebagai juara grup, Cristiano Ronaldo cs justru menjadi juru kunci. Itu merupakan rekor terburuk mereka setelah sejak musim 1996/97 selalu berhasil lolos dari fase grup.

Pertanda nasib buruk bakal kembali mendatangi MU? Nanti dulu. Villareal sendiri punya rekor yang tak bisa dibilang bagus jika bertemu dengan klub Inggris di Liga Champions.

Klub arahan Manuel Pellegrini itu belum pernah mencetak satu gol pun dalam empat pertemuannya dengan klub asal Inggris. Setelah dua kali bermain imbang 0-0 melawan MU di musim 2005/06, mereka juga mengalami hal yang sama di tangan Arsenal. Setelah bermain imbang 0-0, mereka kemudian takluk 0-1 di tangan The Gunners.

Minggu, 10 Februari 2008

Ttam Kebanggaanku


Dalam dunia olah raga khususnya sepak bola Eyang paling doyan nonton, la ini team kesangan Eyang lagi jeblok MU

Eyang waktu muda dulu juga sering main Bal-di-bal alias sepak bola, nah saat ini sering juga main sepaok bola miniu ( futsal )


Sepak bola tak memandang Bulu Pria dan Wanita bisa, Cuailan berita Jawa post

Investasi di Liga Sepak Bola Wanita

Bintang Phoenix Suns Steve Nash dikenal memiliki visi permainan yang hebat. Di dalam lapangan, oleh rekan-rekannya, dia disebut memiliki kemampuan untuk mengetahui ke mana seharusnya permainan diarahkan. Bahkan, sebelum temannya mulai bergerak.

Nah, Nash mencoba mengembangkan visi yang dimilikinya itu di luar lapangan. Kali ini, jauh dari bola basket, olahraga yang melambungkan namanya. Dia mencoba "bermain" di cabang sepak bola, olahraga yang digelutinya semasa duduk di bangku SMA (senior high school).

Nash berperan besar bagi terbentuknya Liga Sepak Bola Profesional untuk Wanita (WPS). Dia menginvestasikan sebagian penghasilannya dalam even tersebut. Senin (4/2) waktu setempat, Nash mencapai kesepakatan dengan Jeff Mallet, mantan presiden dan Chief Operating Officer dari Yahoo Inc. Mereka akan menjadi investor bagi liga yang untuk sementara hanya diikuti delapan tim yang berbasis di San Francisco.

"Saya tak akan menjadi tipikal seorang pemilik franchise, hanya investasi. Saya mengambil kesempatan untuk mengumpulkan atlet-atlet berbakat yang berdedikasi dan berkomitmen. Mereka dikumpulkan untuk menginspirasi seluruh generasi yang berada di bawahnya," tutur Nash pada Associated Press (AP).

Mengapa sepak bola? Ternyata, Nash juga memiliki bakat yang hebat dalam sepak bola. Sejak sebelum terkenal melalui bola basket dengan berkompetisi di NBA hingga menjadi MVP (Most Valuable Player) pada 2005 dan 2006, dia lebih dahulu menggeluti sepak bola. Bahkan, dia dinobatkan menjadi MVP sepak bola di British Columbia, sebuah provinsi di bagian barat Kanada.

Selain itu, Nash datang dari keluarga yang berkecimpung di dunia sepak bola. Ayahnya, John, adalah pemain profesional di Afrika Selatan. Saudara perempuannya, Joann, pernah menjadi kapten kesebelasan di University of Victoria. Saudaranya yang lain, Martin, juga turun sebagai pemain profesional di Divisi Satu USL (United Soccer League/divisi bawah sepak bola AS dan Kanada) dengan memperkuat Vancouver Whitecaps.

Bukan itu saja, di waktu senggang menjalani rutinitas latihan dan pertandingan NBA, Nash kerap meluangkan waktu untuk bermain sepak bola. Dia juga dikenal berhubungan baik dengan beberapa pemain sepak bola terkenal seperti Alessandro Del Piero (Italia), Thierry Henry (Prancis), hingga Steve McManaman (Inggris).

Sebagai ayah dari dua orang putri kembar berusia tiga tahun, Nash ingin menyaksikan perkembangan sepak bola wanita di AS yang juga tempatnya mencari nafkah. Investasi yang dilakukan Nash bersama Mallett akan mendanai pengembangan liga, terutama dalam memajukan jaringan medianya.

"Dua putri kecil saya akan turut menyaksikan. Saya sangat menginginkan untuk menjadi penggemar utama dan melihat liga ini berkembang. Saya berharap tak hanya melihatnya sebagai hiburan, melainkan juga menginspirasi banyak gadis kecil dan anak-anak lainnya secara umum," papar Nash.

WPS akan bergulir untuk kali pertama tahun depan pada musim semi. Delapan tim peserta berasal dari Chicago, Boston, serta beberapa wilayah antara New York dan New Jersey. (ady/ang)